REM UDARA


9122010
Pssshh….psshh…psshh…
Kira-kira begitulah kalau bis lagi ‘kentut’.  Pasti kalian pernah dengar kan bis kalau lagi mengeluarkan suara seperti ‘kentut’ ini? Kamu bisa dengar suara kentut seperti ini dari kendaraan-kendaraan besar semacam bus, truk, maupun kereta api. Sebenarnya itu suara apa sih? Masak bis bisa kentut? Pertanyaan-pertanyaan tersebut mudah-mudahan terjawab dalam tulisan ini sehingga kita tahu kenapa bis atau truk atau kereta api bisa ‘kentut’.
Pernah dengar rem pneumatik? Rem pneumatic dikenal juga dengan istilah rem udara. Menurut sejarah, rem ini ditemukan oleh seorang insinyur bernama George Westinghouse. Konon katanya, sejarah penemuannya itu karena dia naik kereta yang terlambat karena ada dua kereta api yang bertabrakan sehingga menutupi rel yang akan dilalui keretanya. Setelah itu ia mendapat ide untuk membuat system pengereman yang relative aman dan efektif untuk kereta api. Singkatnya, akhirnya ia menemukan system rem udara atau yang dikenal dengan rem pneumatic.
Pada prinsipnya, rem berfungsi untuk memperlambat laju kendaraan. Jika mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik ( gerak ) untuk menggerakkan kendaraan, maka rem mengubah energi kinetik kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Dan terkadang untuk melakukan pengereman dibutuhkan tenaga yang cukup besar sehingga kendaraan lebih cepat berhenti.
Gambar rem pneumatic pada kereta api
Supaya saat pengereman tidak mengeluarkan tenaga yang besar, maka dibuatlah suatu sistem pengereman yang memakai tenaga tekanan udara, sistem ini disebut sistem rem tekanan udara atau lebih dikenal rem udara atau rem pneumatik. Sistem rem udara dilengkapi dengan sebuah kompresor, gunanya untuk menghasilkan udara kompresi. Kompresor itu digerakkan oleh mesin kendaraan. Tiap-tiap roda dilengkapi dengan pesawat rem mekanik. Poros kunci-kunci rem dilengkapi dengan tuas yang berhubungan dengan batang torak dari silinder-silinder udara. Didalam silinder udara tidak diperkenankan ada kebocoran karena kebocoran udara dapat mengakibatkan berkurangnya daya pengereman.
Gambar rangkaian system rem pneumatic pada truk
Rem udara pada dasarnya memiliki prinsip kerja yang sama, udara bertekanan dikumpulkan dalam reservoir atau silinder. Ketika sebuah tombol ditekan, udara yang dipaksa keluar dari reservoir dan ini mendorong piston yang menekan sepatu rem ke roda atau as roda. Sama seperti rem lainnya, sebenarnya apa yang menyebabkan kendaraan untuk berhenti adalah gesekan antara sepatu rem dan roda. Satu-satunya hal yang membedakan rem udara dari rekan-rekan hidrolik atau mekanik adalah gaya yang mendorong sepatu rem.
Komponen-komponen dasar yang biasa digunakan pada sistem rem udara truk dan bus, bekerja dengan cara yang sama seperti dalam gerbong kereta. Pengoprasiannya menggunakan prinsip katup 3/2, dimana udara bertekanan di dalam pipa-pipa rem atau jalur udara pada rangkaian sistem rem diatur untuk pengoprasian rem. Hampir semua kendaraan yang dilengkapi dengan roadgoing rem udara memiliki sistem kendali yang berfungsi untuk menjaga peningkatan dan penurunan tekanan udara pada sistem rem.
Nah sudah tahu kan sekarang kalau suara mirip kentut itu berasal dari sistem rem pneumatik yang memanfaatkan udara yang ada pada bis, truk, atau kereta api. Sistem pneumatic ini dibuat untuk memudahkan pengereman karena gaya yang dibutuhkan untuk melakukan pengereman cukup besar. Kalau kita misalkan bahwa gaya yang diperlukan untuk melakukan pengereman sekitar 2000 N (tergantung dari koefisien gesek dan kecepatan putar juga) maka perlu tenaga kira-kira sebesar manusia yang beratnya 200 kg. Jelas hal ini sangat menyulitkan. Oleh karena itu, dibuatlah sistem pneumatik yang memanfaatkan udara ini agar gaya untuk pengereman kecil sehingga para supir bisa mengerem dengan aman. Seomga bermanfaat.
Terinspirasi ketika kuliah Elemen Mesin 2 di siang hari kamis di kota Yogyakarta. (dari berbagai sumber)
http://jambuaer.wordpress.com/2010/12/09/fenomena-bus-kentut/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Turbocharger, Supercharger Intercooler

Teknologi Sistem Rem Bus, Tidak Mungkin Blong?

Cara Memilih Shockbreaker yang Bagus dan Tepat